Apa sih softskill itu ?
Dari yang pernah saya pernah dengar ketika PPSPT Tingkat universitas dengan pembicara Bapak Budi Prijanto, SI (Dekan 3 Fakultas Ekonomi) bahwa softskill adalah kemampuan yang mencakup bukan teknis tetapi softskill itu meliputi bagaimana cara pembawaan kita ketika presentasi, berkomunikasi, penempatan diri, dan juga mampu menganalisis setiap keadaan.
Dari penjelasan tersebut, saya berpikir bahwa Bapak Budi menjelaskan secara umumnya.  Saya akan mengembangkan penjelasan dari softskill secara lebih khususnya satu per satu.
1)      Presentasi dan Komunikasi
Presentasi sangat penting dalam bidang apapun.  Dikarenakan presentasi dapat dikatakan sangat berhubungan erat dengan komunikasi.  Komunikasi adalah usaha seseorang untuk menyampaikan gagasan.  Dengan komunikasi yang baik, suatu presentasi akan mudah untuk disampaikan.  Tujuan dan maksud dari presentasi pun dapat memberikan manfaat yang besar kepada para audiens.  Komunikasi memiliki persentase dalam hal tingkat yang dapat diingat dan diserap oleh audiens :
a.       55 % terdapat dalam bahasa tubuh pembicara
b.      38 % terdapat dalam intonasi
c.       7 % dari kata-kata
Saya mendapat pengetahuan ini dari Bapak Iqbalur Ramadan, seorang pembicara, ketika saya seminar.

2)      Penempatan Diri
Seseorang ingin berhasil, dia harus bisa menempatkan diri dimanapun.  Walaupun Anda dilingkungan berbeda dari biasanya tetapi Anda juga harus memiliki prinsip agar Anda tidak mudah terpengaruh kepada hal yang buruk.  Prinsip yang paling baik menurut saya adalah prinsip yang dilandaskan agama.  Bila Anda taat dalam beragama dan takut kepada pencipta, pasti Anda tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar aturan-aturan dari manapun baik peraturan agama, hokum Negara, lingkungan, tempat Anda bekerja/menimba ilmu, dll.

3)      Analisis
Analisis adalah suatu hal yang berasal dari pikiran seseorang yang di dapat dari keadaan/kejadian yang berlangsung.  Kejadian masa lampau dapat menjadi acuan dalam analisis seseorang.

Selain dari ketiga penjelasan tersebut, yang paling terpenting dalam softskill itu adalah sikap (attitude) seseorang terhadap orang lain.  Sepintar apapun seseorang kalau dia tidak memiliki attitude yang baik, dia tidak dianggap atau dikucilkan di lingkungannya.  80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh attitude.

Contoh Kasus

Si A menimba ilmu di suatu universitas negeri di Jakarta.  IP A tiap semester selalu di atas rata-rata bahkan dapat dikatakan 5 terbaik di angkatannya.  A merasa bahwa dia sangat hebat dan dia selalu pilih-pilih teman.  A hanya mau berteman dengan anak-anak yang dianggapnya pintar.  Suatu hari B, meminta kepada A untuk mengajarkannya mtk.  Si B sangat berharap agar A akan mengajarkannya karena B sangat lemah dalam mata pelajaran tersebut.  B orangnya asik, pintar bergaul, aktif, dan baik kepada siapa pun.  IP B dapat dikatakan biasa saja, tidak ada yang special dari mata pelajaran apapun.  Lalu si A dengan ‘entengnya’ berkata kepada B.
Áh kaya gini aja ga ngerti, makanya belajar yang bener dong kaya gw”. (Dengan sombongnya).
Si B tidak menyangka bahwa orang yang dikaguminya, ternyata seperti itu.  Dari peristiwa itu, kekaguman pada A akan kepintarannya menjadi hilang.  Walaupun dia tahu A seperti itu,, tetapi dia tidak menyebarkan atau ‘mengomporkan’ kepada teman-teman yang lain.  Tanpa diberitahu pun, orang –orang di sekitar merasakan sifat sombong dari A.  Dia tidak mempunyai teman dan juga jarang bergaul karena orang-orang pun malas untuk dekat dengannya.
Ketika sudah lulus dan mencari kerja.  Si A berkata pada B. 
“Hah, ga salah orang kaya lw ngelamar kerja di perusahaan sebesar ini ? Nyadar diri dong lw”.
Tetapi si B tidak memperdulikan ucapan Si A.  Seminggu kemudian hasil tes keluar dan mereka berdua lolos.  Perusahaan hanya membutuhkan 5 orang dalam 10 kandidat.  Tes selanjutnya adalah interview.  Pertanyaan dalam interview lebih cenderung bertanya tentang bagaimana cara seseorang dalam bersikap karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam perusahaan. 
Dan dari hasil itu, hanya B, salah satu dari 5 orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan itu dan Si A hanya bisa menerima hasil dari kesombongannys.  Padahal perudsahaan itu sangat didambakan oleh Si A.  A juga sudah banyak melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaanlainnya tetapi selalu gagal pada saat interview.
            Jadi, walaupun B hanya seorang mahasiswa biasa tetapi dia memiliki attitude yang baik dan hal tersebut mempermudah B dalam meraih kesuksesannya.  Sedangkan A, walau pintar tapi sikapnyalah yang menjadi hambatan terbesar dalam meraih kesuksesan dalam hidupnya.