Etha duduk di depanku tepatnya selalu di sebelah kanan novi.  Tetapi ketika pertama bertemu, aku duduk di sebelah kanannya.  Dia juga teman FB pertamaku (dalam satu kelas), karena ketika berkenalan, etha membuka FBnya dari HP dan aku langsung men-confirm-nya.  Di FBnya, dia bernama Margaretha Girsang.  Hampir setengah tahun sudah kenal dengannya, dia orang yang sering pipis.  Aku ingat ketika pertama bertemu pun, baru selesai pelajaran pertama, dia minta anterin pipis.  Aku kira itu biasa, tetapi selama aku kenal dia ternyata memang kenyataannya Etha “beser” (sering pipis).
            Etha juga berwatak keras, tetapi dia bisa menjadi lembut terhadap orang-orang yang dia sayangi.  Dia sangat banyak bertanya, sampai-sampai aku dan yang lainnya bingung untuk menjelaskan karena kalau dia belum puas dengan jawabannya, dia akan terus bertanya.  Tapi dari segala pertanyaannya, itu membuka wawasan yang luas buatku ataupun temana-teman lainnya.  Pertanyaan-pertanyaanya membuat aku mencari tahu dari orang lain yang lebih memahami tentang hal-hal yang ditanyakan etha.  Dari pertanyaan-pertanyaan yang ringan maupun barat, itu sangat mempengaruhi pola pikir kita terhadap suatu hal.
            Apa yang etha inginkan, pasti dia akan berusaha untuk meraihnya.  Aku salut dengan segala perkataan tentang keinginannya.  Karena apa yang dia katakan, dia selalu berusaha meraihnya.  Walaupun tiu bukan tantangan dari orang lain, tapi dia selalu mewujudkannya.  Contoh ketika aku, etha, dan mila sedang berbicara tentang sepatu otha.  Aku dan mila memakai sepatu yang sama(otha), lalu etha tiba-tiba bilang.  “Gw jadi pengen beli juga”.  Lalu beberapa hari kemudian, dia benar-benar merealisasikan hal tersebut.  Contoh lainnya juga ketika dia ditantang tentang modem, dia juga langsung membeli modem tersebut.
            Menurutku itu memang baik, karena perkataannyabukan sekedar “omdo” alias omong doing tetapi bisa saja orang lsin memanfaatkan watakmu itu (yang tidak suka ditantang) menjadi suatu hal yang negatif.  Tapi aku percaya etha (insya allah) dan harus  bisa membedakan yang mana yang baik untuk dirinya di masa sekarang ataupun masa depan.  Bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk keluarga, orang-orang yang kamu sayangi bahkan orang-orang yang menyayangimu.  I believe you. 
            Terima kasih etha atas segala pertanyaan-pertnayaanmu yang membuat aku mengetahui suatu hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya olehku.  Terima kasih atas segala semangat dan kepercayaanmu kepadaku.  Terima kasih atas segala contoh perkataan yang selalu kamu realisasikan yang membuatku percaya perkataan baikmu.  Terima kasih atas watakmu yang keras tetapi bisa luluh karena kasih sayang orang lain kepadamu begitu juga sebaliknya.  Aku takut lupa untuk berterima kasih kepadamu, menuliskan dalam tulisanini saja sudah membuatku lega.  Aku juga takut hanya menyimpan ini sendirian, karena setiap orang mempunyai hal yang patut untuk dibanggakan.  Itulah kebangganku terhadapmu.   TERIMA KASIH ETHA ;)