Awal pertemuan kami, mungkin ketika aku SKSD dengannya di tangga.  Itu terjadi pada saat aku kelas X, aku kelas X-E sedangkan yanti kelas X-D.  Pada dasarnya, aku memang ingin masuk Rohis tapi pada saat launching Rohis yang pertama, aku sedang latihan basket, jadi aku ingin mencari tahu dulu.  Awalnya aku tanya-tanya pada aya dan athiyah.  Karena mereka satu kelas denganku, aku ingin mendengar pendapat dari orang lain.
            Nah aku tahu yanti anak Rohis itu dari aya.  Yanti dan aya juga satu ekskul di PMR.  Lalu aku bertemu dengannya di tangga dan mulailah aku bertanya tentang Rohis padanya.  Aku belum begitu mengenal yanti.  Nah di semester 2 hampir akhhir, barulah aku masuk Rohis.  Aku masuk Rohis sesudah yauma, lolita dan ayu.  Sebenarnya awal-awal aku takut, tapi si yauma tarik-tarik aku di perpus. 
            Hari itu hari jum’at, lalu aku masuk dan berkenalan dengan kakak mentornya bernama k’nurul.  Ketika aku mentoring pertama, yang belum aku kenal sebelumnya adalah yanti dan fani.  Topik yang dibahas saat itu adalah tentang gerakan shalat yang benar.  Aku mulai akrab dengannya ketika kelas XI, aku dan yanti satu kelas di XI IPA C.  Aku duduk dengan Achi di nomor 4 dan tepat dibelakangku ada yanti dan auly.
            Selama aku mengenalnya, yanti orang yang baik.  Dia sabar, benar-benar dapat menjaga rahasia, saking baiknya, klo di aniaya aja, dia diem.  Hhahahaha.  Becanda ti.  Walaupun kadang-kadang lemot, dia benar-benar bisa melihat karakter orang termasuk aku.  Aku ingat sekali, ketika aku sedang mengalami musibah, dia benar-benar tidak mau menggangu atau membebankan hal lain kepadaku. 
            Aku tahu hal tersebt dari athiyah,  Ya saat aku diceritakan itu, aku benar-benar salut bangetlah.  Dia tahu kapan aku sedih dan dia tidak mau menambah beban dalam pikiranku.  Aku tidak habis pikir aja, orang yang kadang-kadang lemot, aku kira tidak begitu peka terhadap suatu hal.  Tapi dia, sangat tahu dimana titik-titik orang sedih, bahagia, dll.  Padahal aku sudah menyembunyikan perasaan itu rapat-rapat dan tidak menunjukkan ke orang-orang bahwa sebenarnya aku sedih. 
            Dia juga pintar menulis novel, cerpen, skenario, dll.  Waktu pelajaran bahasa indonesia(p’dicky), kita disuruh membuat cerpen.  Aku benar-benar ga puny aide, lalu yanti memberikan stok cerpennya kepadaku.  Pada saat pembahasan pelajaran tentang drama, yang menulis scenario untuk film kelompoknya aya adalah yanti.  Hebat kan dia.  Hhehehehe (Kenapa jadi promosiin yanti gitu ya).  O iya, cerpennya juga ada yang dimuat di majalah TEEN loh. 
            Sekarang yanti menimba ilmu di POLTEKKES 1 dalam bidang kebidanan.  Terima kasih ya atas segala kebaikanmu kepadaku, pengertianmu, pemahaman tentang diriku sifatmu yang tidak gampang digoyahkan untuk hal yang buruk, perhatianmu (bukan kepada diriku saja tetapi pada orang-orang disekitarnya juga), kepedulianmu, dsb.  Segala sifat-sifatku sekarang, itu pun karena kontribusi dari sifatmu kepadaku.  Tularkanlah aku selalu dalam kebaikan yang ada di dalam dirimu.  Terima kasih Riski Yanti J
            Maaf ya hanya bisa menulis dengan kata-kata di tulisan ini.  Taulah kamu sifatku itu seperti apa.  Ok, maaf diterima kan!? Hhehehe :P