Kemajuan ekonomi dapat dilihat dari pembangunannya tetapi itu hanyalah salah satu factor yang mendasarinya, bukan komponen utamanya.  Jadi, harus dipahami bahwa pembangunan suatu proses yang jamak yang melibatkan pengorganisasian dari keseluruhan sistem ekonomi dan sosial.  Ilmu ekonomi pembangunan merupakan cabang ilmu yang menarik dan memikat.  Dikatakan seperti itu karena cabang ini tidak memiliki paradigma atau pola pikir yagn diterima secara universal. 
Yang ada pada masa lalu dan sekarang ini, dihasilkan dari pola pemikiran dan pemahaman yang berkembang terus-menerus.  Semua itulah yang menjadi landasan dan kajian yang mungkin ditempuh dari pembangunan dari Negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika latin.  Teori dari Edger Owens tentang keterbelakangan dalam perekonomian :
Pembangunan telah diperlakukan oleh para ekonom tidak lebih sebagai ajang percobaan ilmu ekonomi, tanpa mengaitkannya dengan gagasan-gagasan politik, bentuk-bentuk pemerintahan, dan peranan orang-orang di masyarakat.  Sudah waktunya kita menggabungkan teori-teori politik dan ekonomi untuk memahami berbagai hal yang lebih luas dari sekedar bagaimana membuat masyarakat lebih produktif, misalnya, bagaimana membuat kualitas hidup secara keseluruhan masyarakat itu menjadi lebih baik-pembangunan manusia lebih penting daripada pembangunan benda-benda mati. (Michael P. Todaro, 1995, 89)
Tiga Tata Nilai Inti Tentang Pembangunan
1)      Nafkah Hidup : Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Basic needs)
Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang harus terpenuhi seperti sandang, pangan , kesehatan dan perlindungan.  Bila salah satunya tidak terpenuhi, berarti masih adanya “keterbatasan absolute”.  Dari dasar itu, pembangunan ekonomi adalah suatu keharusan bagi perbaikan kualitas kehidupan.  Jadi, peningkatan pendapatan per kapita, penghapusan kemiskinan absolute, perluasan kesempatan kerja, dan pengurangan ketidakmerataan pendapatan merupakan keharusan tetapi bukan syarat kecukupanbagi pembangunan. (Michael P. Todaro, 1995, 91)

2)      Harga Diri : Menjadi orang
Komponen universal kedua adalah berharga dan terhormat, yang tidak semuanya menjadikan sebagai tujuannya.  Sifat harga diri mungkin berbeda dari masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya dan dari budaya satu ke budaya lainnya.  Namun, karena adanya “modernisasi tata nilai” dari Negara-negara maju, dunia ketiga yang dahulu memiliki suatu sikap menghargai diri secara benar, menjadi bingung dengan adanya kemajuan ekonomi dan teknologi dari masyarakat yang lebih maju.  Maka sekarang penghargaan dan kepercayaan hanya ditunjukkan kepada Negara-negara yang makmur.

3)      Bebas dari Perbudakan : Agar dapat memilih
Bebas disini dimaksudkan dari emansipasi dari kondisi-kondisi material dalam kehidupan dan dari perbudakan sosial, terhadap alam, kebudakan orang lain, kesengsaraan, lembaga-lembaga, dan kepercayaan yang bersifat dogmatis. (Michael P. Todaro, 1995, 91).  Kebebasan menyebabkan banyak pilihan dari masyarakat, dan ini akan meminimalkan kendala-kendala dari luar untuk mengejar tujuan social yang disebut pembangunan.  Kebebasan menyebabkan seseorang mendapat peluang untuk memilih waktu, menghasilakan barang dan jasa atau menolak keinginan-keinginan material dan hidup dalam sebuah kehidupan perenungan spiritual.


Daftar Pustaka
Todaro, Michael P. 1995. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga