Lalu ayahku langsung memanggil ojek untuk mengantarku ke kampus.  Di perjalanan pun macet ketika di Lenteng Agung.  Lalu Wiji membalas sms, katanya Sakinah ada praktikum sampai setengah 9.  Selain di Lenteng Agung, di daerah UI pun macet.  Sekitar setengah 7 lewat dikit, aku sampai di kampus D, Margonda.  Aku berkata kepada abang tukang ojeknya untuk menungguku di depan.  Aku langsung bergegas dengan sedikit berlari kecil ke ruangan D035.  Ternyata ruangan tersebut di tutup dan gelap.  Lalu aku langsung menghampiri satpam yang menjaga parkiran.  Aku bertanya, siapa yang memegang kunci ruangan D037.  Satpamnya ada 2.  Lalu salah satu satpamnya menjawab yaitu Pak Surojo. Aku kembali bertanya, “sekarang Pak Surojo dimana ya pak?” .  Kata satpam yang menjawab tadi, dia ada di ruangan sebelah D005.  Lalu aku langsung berjalan menuju tempat yang ditunjukkan oleh satpam tersebut. 
            Lalu ada 2 orang petugas di ruangan pembagian buku tersebut.  Aku pun bertanya “Maaf pak, disini ada yang namanya Pak Surojo atau tidak?”.  Bapak yang di sebelah kananku menunjuk teman yang disebelahnya.  Lalu Pak surojo menjawab “Iya saya, ada apa neng?”.  Aku pun menjawab “Gini pak, sepertinya hp saya ketinggalan di ruangan D035.  Bisakah bapak membukakan pintunya?”.  Lalu aku dan Bapak tersebut langsung berjalan, tapi sebelumnya, Pak Surojo mengambil kunci dahulu dan kami sama-sama berjalan menuju ruangan D035.  Lalu selama di perjalanan aku bertanya, “apakah Pak Surojo melihat ada hp ketika bapak membersihkan ruangan tersebut?”.  Bapak tersebut menjawab “sepertinya tidak ada, tapi agar lebih meyakinkan lebih baik kita lihat lagi”.  Setelah itu sampai, dibukalah ruangan tersebut dan dihidupkan, ruangan tersebut sangat dingin.  AC-nya tidak dimatikan, baru dimatikan ketika perkuliahan selesai, sekitar setengah 10 malam.
            Lalu aku mengeceknya, mulai dari depan, tempat aku duduk tadi, sampai jejak-jejak yang aku hampiri sebelumnya.  Ternyata tetap tidak ada.  Lalu aku masih berharap bahwa hp itu ada di masjid.  Lalu terdengarlah suara Azan Isya.  Setelah itu aku menghampiri satpam yang tadi dan mengucapkan terima kasih.  Satpamnya bertanya, apakah ketemu hp-nya.  Lalu aku bilang tidak, aku pun bilang kepada satpamnya, mau coba cari dulu ke masjid.  Setelah itu aku bilang ke abang ojeknya, aku mau ke masjid sebentar, cari hp.  Lalu aku menuju masjid dan berwudhu untuk shalat isya.  Aku pun menelusuri, tempat-tempat yang tadi aku hampiri.  Ternyata tetap tidak ada.  Ya sudah, setelah aku shalat, aku berpikir, mungkin hp itu bukan rezeki aku dan Allah nantinya akan memberikan yang lebih baik dari itu.  Dan juga mungkin Allah memberikan ujian tersebut, agar aku tidak terlalu sibuk dengan urusan dunia.
            Setelah itu aku menghampiri abang ojeknya, kata abang ojeknya, coba di sms aja hp-nya.  Aku sedikit aneh dengan saran abang ojek tersebut, kok di sms, sedangkan aku telepon saja, tidak ada yang mengangkat.  Tapi tidak ada salahnya, kenapa tidak dicoba saja?.  Lalu aku mulai mengetik sms ke nomorku memakai hp ayahku.  Abangnya sampai berhenti, karena aku sedang sms, tapi aku bilang jalan aja langsung, smsnya sambil jalan.  Ini isi smsnya “ Asslm. Maaf sebelumnya, nama saya linda, kalau Anda menemukan hp saya, tolong hubungi ke nomor ini ya..  Terima kasih atas bantuannya, memang hp itu mungkin tidak begitu mahal atau bagus tetapi disana banyak data-data yang penting buat saya..  Tolong di bantu ya :D..  Semoga Allah membalas kebaikan Anda.. Amin J”.  Sms tersebut terkirim pukul 19.38 WIB.
            Ketika sampai di rumah, aku mengembalikan hp kakakku sedangkan hp ayahku masih aku pinjam, karena aku masih harus mengerjakan tugas kelompok KWN dan harus sms-an dengan Fani.  Lalu aku langsung menghidupkan komputer, untuk mengopi tugas setelah itu aku harus ke warnet untuk mengedit dan mengirim via e-mail ke Fani.  Aku di warnet sampai jam 9-an.  Lalu aku pulang dan mengerjakan tugas dan tulisan softskill.  Sekitar jam 11 malam, Fani sms.  Di sms tersebut, dia menuliskan permintaan maaf dan memperkenalkan dirinya, bahwa hp Linda terbawa olehnya.  Lalu aku bales smsnya, “Alhamdulillah klo gitu, ya udah besok dibawa ya”.  Lalu Fani membalas, “ok lin tapi gw ga buka-buka loh”.  Lalu aku membalas lagi “ iya iya, gw percaya sama lw”.  Di membalas lagi “iya, pokoknya gw minta maaf banget ya, gw benar-benar ga nyadar”.
            Keesokan harinya sekitar setengah 10 lewat, aku ada kelas pelajaran KWN, aku duduk di depan, sebelah Fani.  Dia langsung mengeluarkan hp-ku dari tasnya dan memberikan kepadaku.  Lalu dia menjelaskan kejadiannya.  Ternyata ketika di masjid, saat tasnya bergetar, itu adalah getaran hp-ku.  Makanya dia merasa aneh, hp-nya dia itu tidak bergetar sekencang hp-ku.  Dan dia baru tersadar hp-ku ada di tasnya, ketika ayahnya menegurnya.  Saat dia mengerjakan tugas KWN, nah saat itu , ayahnya sedang berada di dekatnya.  Nah ada suara getaran berkali-kali.  Ketika di cari-cari.  Ayahnya membuka tas Fani, ternyata ada hp-ku.  Lalu Fani ditanya oleh ayahnya, “Ini hp siapa?”.  Lalu Fani menjelaskan ke ayahnya.
            Jadi ceritanya hp-ku itu ada di bangku, lalu Irun mengambilnya dan menitipkan ke Fani.  Fani lupa untuk mengembalikan hp-ku.  Setelah muter-muter dari mencari nomor Irun di buku tahunan, menghubungi Yanti, menghubungi Kiki, menghubungi Fani, menghubungi Wiji, meminta tolong temannya Wiji (Sakinah), minta anterin tukang ojek, tanya ke satpam, minta kunci ke Pak Surojo.  Ternyata balik lagi ke awal, kuncennya ada di Irun.  Wow pengalaman yang menyenangkan.  Alhamdulillah hp itu masih rezekiku J.

                        SEMANGAT   ;D