Tertanggal 10 April tahun 2012 tepatnya hari selasa, saat itu aku kuliah di kampus D, Margonda, Depok.  Jadwal kuliah hari itu adalah Akuntansi Manajemen, Teori Ekonomi 2, dan Bahasa Indonesia 1.  Saat itu aku membawa buku yang aku pinjam dari perpustakaan, buku yang diberikan Gundar dan juga netbook.  Pelajaran Bahasa Indonesia selesai kurang lebih jam 4.  Sebelum aku pulang, aku shalat di masjid kampus D terlebih dahulu dengan Wiji, Fani, dan Irun.  Setelah sampai di masjid, aku menitipkan tas ku kepada Wiji sedangkan Fani dan Irun pergi ke toilet.  Lalu aku wudhu, setelah aku wudhu, tak lama kemudian Fani dan Irun datang, lalu Irun pamitan untuk pulang.  Setelah aku, Fani, dan Wiji sudah wudhu, kami pun ke atas untuk melaksanakan shalat ashar. 
               Aku dan Fani tidak membawa mukenah.  Kami memakai mukenah milik masjid.  Saat aku dan Fani mengambil mukenah, Fani berkata kepadaku bahwa tasnya bergetar keras, tapi hanya sebentar, Fani dan aku langsung bergegas untuk melaksanakan shalat ashar.  Setelah kami bertiga selesai, kami kebawah, dan temannya Wiji bernama Risma datang untuk menghampiri Wiji.  Aku dan Fani pulang duluan sedangkan Wiji dan Risma masih di kampus karena ada urusan.  Lalu aku pun berpisah dengan Fani, aku naik angkot 04 jurusan ke pasar minggu sedangkan Fani nyebrang.  Kami baru pulang sekitar jam 5.  Aku tiba di pasar minggu jam setengah 6.  Lalu karena ada suatu keperluan, aku ingin mengambil hp-ku di tas.  Ketika aku lihat di tempat biasa aku letakkan, ternyata tidak ada.  Lalu seluruh kantong yang ada di tas, aku periksa, tetap tidak ada.
            Lalu aku menenangkan diriku sejenak, mungkin aku tidak teliti mencarinya.  Waktu tempuh aku turun dari angkot, untuk sampai kerumahku butuh waktu 5-10 menit (jalan kaki).  Lalu aku pun tiba dirumah, kakakku malah bertanya suatu hal, lalu aku sedikit menghiraukannya.  Aku langsung masuk kamar dan mencari lagi, ternyata benar-benar tidak ada.  Lalu aku mengingat-mengingat kembali, sepertinya hp-ku tertinggal di kelas.  Aku keluar kamar, dan bilang ke kakakku perihal hp tersebut.  Lalu kakakku langsung memberikan hp-nya.  Aku berpikir keras, siapa yang harus aku hubungi.  Pertama aku miscall hp-ku, tidak ada yang mengangkat tapi ketika dihubungi masih tersambung.  Lalu aku berasumsi bahwa hp-ku tidak diambil orang. 
            Aku bingung, harus menghubungi siapa, lalu aku ingat bahwa Wiji masih di kampus dan aku berharap dia masih di kampus agar dia bisa mengecek hp-ku di kelas, ruangan D035. 
            Aku berpikir, aku ingat bahwa Irun adalah teman SMA-ku, aku cari nomor teleponnya di buku tahunan SMA.  Setelah aku cari, ternyata foto Irun tidak ada.  Aku ingat nomor teman SMAku, namanya Yanti, aku langsung sms dia.  Aku bertanya nomor Irun kepadanya, ternyata nomornya itu nomor lamanya. Lalu aku meminta nomor Kiki, teman SMAku sekaligus teman kelas 1 (satu) Irun.  Aku sms Kiki, tapi tidak dibalas-balas.  Lalu aku telepon Yanti, memastikan apakah nomor Kiki yang diberikan kepadaku adalah nomor barunya, ternyata ia.  Lalu aku langsung menelepon Kiki, aku minta nomor Irun atau Fani.  Tapi aku bilang nomor Fani aja dikarenakan Fani sering bareng dengan Wiji.  Lalu stetelah mendapatkan nomor Fani, aku ingin menghubunginya, ternyata pulsa kakakku sudah tidak bisa untuk menelepon lagi.
            Ketika aku sms Fani, 2 menit lagi azan maghrib.  Alhamdulillah Fani langsung membalasnya.  Aku pun langsung sms Wiji.  Ternyata Wiji sudah tidak di kampus, dia sudah di rumah.  Kakakku bilang, lebih baik langsung cek ke kelasnya lagi, mungkin masih ada.  Lalu aku meminta tolong ke Wiji, tolong bilang ke sakinah(temen wiji) yang kost-annya dekat kampus D untuk mengecek hp-ku di D035.  Maghribpun tiba, aku bersiap-siap untuk shalat maghrib.  Aku pun memutuskan untuk mengikuti saran kakakku.  Lalu aku bertemu dengan ayahku, aku meminjam hp-nya, karena hp kakakku pulsanya abis.  Dikarenakan nomor fani dan Wiji ada di hp kakakku, aku membawa 2 hp.