KATA PENGANTAR

            Kami  panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Perekonomian Indonesia yang berjudul “Inflasi Di Indonesia” dengan baik.
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir tahun ajaran Perekonomian Indonesia. Selain itu tujuan penulis adalah untuk mengetahui dan membahas lebih dalam tentang inflasi, baik pengertian maupun dampaknya di Indonesia.
            Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengalami banyak kesulitan, terutama karena waktu pengerjaannya singkat. Namun karena dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada orangtua dan teman-teman kami  yang telah banyak memberikan bimbingan kepada kami tentang pembuatan makalah tersebut, sehingga menghasilkan makalah yang tersusun baik dan rapi.
            Kami  menyadari penulisan makalah ini mungkin jauh dari sempurna, walaupun kami telah memberikan yang semaksimal mungkin. Walau bagaimanapun, kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang positif untuk lebih baik. Semoga bermanfaat di masa yang akan datang bagi kita semua. Amin.


                                                                                                Depok, 05 April 2011



                                                                                                            Penulis


        




 BAB  I
                                      PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Inflasi adalah masalah ekonomi utama yang di hadapi setiap masyarakat dan sangat menyedot perhatian para ekonom. Masalah ekonomi ini, mempunyai efek buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial. Seperti telah diketahui, secara teoritis, pengertian inflasi merujuk pada perubahan tingkat harga (barang dan jasa) umum yang terjadi secara terus menerus.  Inflasi menjadi masalah serius mengingt kemampuannya dalam menurunkan daya beli masyarakat, peningkatan struktur biaya dan ketidakpastian dalam melakukan investasi, serta memberatkan pemerintah dalam mengelola anggaran belanja negaranya.  Sehingga tidak heran apabila inflasi semakin banyak digunakan sebagai sasaran akhir kebijakan moneter bank-bank sentral di dunia.

1.2 Perumusan Masalah
            Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
1.      Pengertian  Inflasi
2.     Penggolongan Inflasi
3.     Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
4.     Pengaruh Laju Inflasi
5.     Teori Para Ahli

1.3 Tujuan
            Selain untuk memenuhi tugas akhir tahun ajaran mata kuliah perekonomian Indonesia, penulis menyusun makalah ini dengan tujuan memberi wawasan, pengertian dan pemahaman lebih kepada pembaca tentang pentingnya pengetahuan tentang inflasi. Sehingga kita semua mengetahui apa itu inflasi, dan bagaimana cara untuk menghadapinya. Terutama dalam perspektif ilmu ekonomi.


1.4 Metode Penyusunan
            Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode kepustakaan. Baik buku-buku  dan internet, penulis berusaha menyaring data-data yang ada, sehingga data-data yang penulis dapatkan tidak semua dituliskan atau dicantumkan pada makalah. Hal ini penulis lakukan agar data-data yang tidak relavan dan teori yang tidak mendukung dapat ditinggalkan.


















BAB  II
                                                   ISI
2.1 Teori

A.    Pengertian Inflasi
Inflasi dapat dikatakan sebagai kenaikan tingkat harga-harga umum atau harga rata-rata yang berlangsung terus-menerus dan dengan laju yang tidak kecil.  Inflasi merupakan suatu proses peristiwa bukan tinggi rendahnya tingkat harga.  Kenaikan harga satu atau dua barang saja, tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaika itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

B.    Penggolongan Inflasi
1)    Berdasarkan Sumber Timbulnya Inflasi
Berdasarkan sumber timbulnya, inflasi dibedakan menjadi dua .
a)    Berasal dari dalam negeri : Terjadi akibat defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
b)    Berasal dari luar negeri : Terjadi akibat naiknya harga barang impor.  Hal ini terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

2)    Berdasarkan Cakupan Pengaruh Kenaikan Harga
a)    Inflasi Tertutup (closed inflation) : Jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara kontinu.
b)    Inflasi Terbuka  (open inflation) : Jika kenaikan harga terjadi secara keseluruhan.
c)    Inflasi yang tidak terkendali (hyper inflation) : Jika setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat.

3)    Berdasarkan Parah atau Tidaknya Inflasi
a)    Inflasi ringan (di bawah 10 % setahun)
b)    Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)
c)    Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)
d)    Inflasi tak terkendali (di atas 100% setahun)

C.    Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
a)    Tarikan Permintaan (Deman Full Inflation)
    Bertambahnya permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi.  Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat.  Jadi, inflasi terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan berada dalam situasi full employment.
b)    Desakan Biaya ( Cost Push Inflation)
    Biasanya pada batas demand inflation ada kecenderungan meningkatkan produksinya akibat meningkatnya permintaan dari masyarakat, akan tetapi kenaikan harga tersebut diikuti dengan menurunnya omzet penjualan sebagai akibat kelesuan pasar sekalipun harga meningkat namun pendapatan nyata berkurang karena penurunan penawaran agregat.
c)    Inflasi Campuran
    Inflasi ini terjadi akibat percampuran antara unsur inflasi tarikan permintaan dan desakan biaya.
d)    Inflasi Impor (Imported Inflation)
    Inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri.  Hal ini terjadi karena perdagangan antar negara.

D.    Pengaruh Laju Inflasi
a)    Metode Pengukuran Indeks Harga
    Ada dua metode yaitu metode indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
b)    Cara Pengukuran Laju Inflasi
1.    GNP Deflator
    GNP Deflator adalahsuatu indeks harga yang digunakan untuk menyesuaikan nilai uang dalam GNP guna mendapat nilai rill GNP.  Nilai rill GNP sangat penting karena menggambarkan output dari barang dan jasa secara fisik, bukan nilainya.
2.    Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen mengukur biaya pembelian sekelompok barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumen.  Biasanya kelompok barang yang digunakan untuk mengukur dapat berubah disesuaikan dengan pola konsumsi aktual masyarakat.  IHK mengukur biaya yang langsung dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran.


2.2 Pembahasan

            Inti dari permasalahan adalah faktor-faktor yang menimbulkan kenapa hal tersebut dapat terjadi.  Disini akan dibahas inti dari faktor yang menimbulkan terjadinya inflasi.  Tetapi sebelum ke inti permasalahan, disini juga akan dibahas faktor yang menimbulkan inflasi secara umum.  Faktor-faktor tersebut adalah kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangannya.  Walaupun masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, secara analitis cukuplah apabila faktor-faktor itu dibedakan dan digolongkan pada dua faktor berikut:
1)    Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat
2)    Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran agregat
1>    Perubahan permintaan agregat disebabkan oleh perubahan penawaran uang
    Terlebih dahulu ada baiknya bila dikemukakan dua pertanyaan.  Bagaimanakah hubungan diantara penawaran uang dengan permintaan agregat ?.  Apakah pengaruh dari perubahan permintaan agregat di atas pendapatan nasional dan tingkat harga ?.  Pertanyaan ini perlu di jawab agar kita dapat memahami hubungan penawaran uang, pendapatan nasional, dan inflasi.  Untuk mengetahui pertanyaan tersebut, ada baiknya kita memperhatikan pertanyaan para ahli.
a)    Pandangan ahli-ahli ekonomi klasik
    Perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan menyebabkan kenaikan harga yang sama tingkatnya dengan tingkat kenaikan penawaran uang.  Selain itu terdapat 3 pandangan penting, yaitu :
1.    Menurut mereka seluruh penawaran uang yang terdapat dalam perekonomian digunakan untuk transaksi, yaitu untuk membiayai pembelian barang dan jasa.
2.    Nilai V tetap, maksudnya didasarkan kepada keyakinan bahwa kebiasaan orang dalam menerima uang dan membelanjakannya relatif tetap.
3.    Perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.  Jadi nilai T tidak dapat ditambah lagi.  Hal ini diterangkan karena pertambahan penawaran uang akan menimbulkan kenaikan harga yang sama tingkatnya dengan pertumbuhan penawaran uang.

b)    Pandangan Keynes
    Keynes berpendapat bahwa “uang tidak netral” (Money is not neutral) – ia mempunyai  uang akan mempengaruhi kegiatan perekonomian dan pendapatan nasional melalui “mekanisme transmisi” berikut :
1.    Pertambahan penawaran uang akan menurunkan suku bunga
2.    Pengurangan suku bunga akan menambah investasi
3.    Kenaikan investasi akan menimbulkan proses multiplier sehingga akhirnya pendapatan nasional meningkat lebih besar dari kenaikan investasi yang pada mulanya berlaku.
    Jadi analisis Keynes tidak memperhatikan efek dddari pertambahan uang ke atas tingkat harga.  Dianggap tingkat harga tidak mengalami perubahan.
2>    Perubahan penawaran agregat disebabkan oleh kenaikan biaya produksi
    Inflasi yang disebabkan oleh perubahan penawaran agregat dinakan juga sebagai inflasi desakan biaya.  Dari istilah ini dapat diambil kesimpulan bahwa inflasi sebagai akibat perubahan penawaran ini adalah bersumber dari kenaikan biaya produksi yang menyeluruh di berbagai jenis industri dalam perekonomian.  Berlakunya kenaikan biaya produksi yang menyeluruh tersebut dapat bersumber dari faktor intern dan faktor ekstern.
a.    Faktor Intern, yaitu sebagai akibat dari perubahan-perubahan di dalam negeri dapat dibedakan dalam tiga faktor, yaitu :
1.    Kenaikan upah tenga kerja
2.    Kecenderungan meningkatkan keuntungan
3.    Harga bahan mentah yang semakin meningkat
b.    Faktor  Ekstern, yaitu faktor yang disebabkan oleh sktor luar negeri, dapat bersumber dari kenaikan harga barang di luar negeri atau msalah ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran.  Untuk menerangkan bagaimana faktor ekstern menyebabkan berlakunya inflasi desakan kos, contohnya adalah :
1.    Kenaikan harga minyak (bahan bakar) di tahun 1970-an dan efeknya kepada negara-negara industri
2.    Krisis mata uang Asia di tahun 1997-1998 dan efeknya kepada negara yang mengalaminya- termasuk Indonesia.


Inflasi di Masa Depan
    Kebijakan Bank sentral yang dinyatakan selama ini adalah untuk mengurangi laju inflasi secara perlahan menuju nol.  Sasaran ini menimbulkan sejumlah isu penting mengenai kebijakan, yang hanya dapat dibuktikan oleh perilaku ekonomi masa depan saja.


Apakah Tingkat Inflasi Nol Dapat Dicapai ?
    Dalam dunia yang dinamis dimana harga-harga relatif selalu menyesuaikan diri, Tingkat harga yang stabil menghendaki sebagian harga tertentu naik, sementara yang lain turun.Banyak pengamat merasa yakin bahwa mereka telah mengidentifikasi suatu dalil mengenai penyesuaian harg, yaitu pada saat terjadi kelebihan permintaan, harga-harga tampaknya naik dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada penurunannya pada saat kelebihan penawaran.
    Dalam kedaan seperti ini, Bank Sentral mempunyai dua pilihan.  Dia dapat mengakomodasi inflasi agar pendapatan tetap berada pada tingkat bpotensial, atau tidak mengakomodasi inflasi sehingga senjang resesi terbuka sedikit demi sedikit.  Inilah yang dianamakan teori struktural inflasi.  Apakah inflasi nol mungkin terjadi?










BAB  III
          PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kondisi Perekonomian Indonesia
            Dari data yang di dapat dari Bank Indonesia, inflasi yang terjadi pada juli 2009-februari 2011, tertulis bahwa tingkat inflasi dapat dikategorikan sebagai inflasi ringan karena masih dibawah 10%.  Inflasi ringan mempunyai dampak positif karena dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang menjadi bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi.  Inflasi itu sendiri merupakan kenaikan tingkat harga-harga umum atau harga rata-rata yang berlangsung terus-menerus dan dengan laju yang tidak kecil.
            Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1.      Berdasarkan sumber timbulnya inflasi
2.      Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga
3.      Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi

Selain itu, inflasi berdasarkan penyebab timbulnya dibagi menjadi empat, yaitu :
1.      Tarikan Permintaan (Deman Full Inflation)
2.      Desakan Biaya ( Cost Push Inflation)
3.      Inflasi Campuran
4.      Inflasi Impor (Imported Inflation)
Untuk mengukur inflasi menggunakan dua cara, yaitu :
1.      GNP Deflator
2.      Indeks Harga Konsumen (IHK)





DAFTAR PUSTAKA

Lipsey, Richard G, dkk. 1987. Pengantar Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Sadono Sukirno. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta ; PT. Reja Grafindo Persada
Sukwiaty, dkk. 2006. Ekonomi. Bandung : Yudhistira