Disini aku ingin bercerita pengalamanku mengikuti tes menjadi asisten laboratorium manajemen dasar.  Alhamdulillah tahapan administrasi lolos, lalu selanjutnya mengisi biodata tentang diri dan pertanyaan-pertanyaan semisal menjadi aslab, bagaimanakah komitmen kita.  Pada hari senin, tepatnya 2 hari sebelum uts (hari tenang), adalah jadwal tes yang pertama yaitu tutorial dan wawancara.  Dikelasku yang mengikuti tes tersebut yaitu Irun, Lita, Deasy, dan Ancela.  Tetapi Ancela tidak mengikuti tes tersebut.  Sekitar jam 9, tes dimulai.  Pada saat itu aku sangat deg-degan, karena ini merupakan hal yang baru untukku.  Dari kelasanku, aku dipanggil yang paling akhir, jadi sebelum dipanggil, aku beranya-tanya kepada yang lain, bagaimana perasaannya dan suasana ketika tutor.
Lalu tiba waktunya aku dipanggil, aku sangat deg-degan.  Aku harus tutor di meja nomor 1, dipaling depan.  Disana ada 4 kakak asisten lab yang berpura-pura menjadi praktikan.  Dari 4 kakak asisten lab tersebut, aku hanya kenal 1 orang yaitu kak Agung, karena dulu kak Agung adalah Tutorku di kelas 1EB12.  Disana kak Agung, laki-laki sendiri.  Sebelum memulai untuk tutor, kak Agung menjelaskan bahwa waktu untuk tutor selama 10 menit.  Aku memulai dengan perkenalan diri dan menjelaskan tentang materi Break Even Point (BEP).  Ketika aku menjelaskan, salah satu kakak Asleb, ada yang selalu bertanya, lalu ada yang telefon-telefonan, ada yag tukang ngadu, ada yang senyum-senyum.  Disana kita diuji, bagaimana cara kita mengendalikan para praktikan.
Setelah tes tertulis, dilanjutkan tes wawancara dengan kakak aslebnya.  Lagi-lagi aku di meja yang paling depan.  Disana ada 5 kakak asleb, semuanya perempuan.  Diantara 5 kakak asleb tersebut, ada 1 kakak asleb yang baik banget.  Dia berkerudung dan cantik.  Sebelum tes dimulai, yang lolos dalam tahapan administrasi, sebelumnya harus membuat modul tentang materi yang sudah dibagi-bagi.  Nah aku mencari sumber tersebut di perpustakaan kampus H.  Ketika aku mencari-cari, aku bertemu teman sekelasku yaitu Rio dan Steven.  Mereka ingin mencari buku  Lembaga Keuangan.  Lalu aku membuat kesepakatan dengan mereka, aku mencari 2 buku Lembaga Keuangan ubtuk mereka, sedangkan Mereka mencari buku yang masih berhubungan dengan Break Even Point (BEP).  Nah, disana aku bertemu dengan kakak yang baik dan cantik itu, dia menghampiriku dan memberikan aku referensi buku untuk pembuatan modul.  Aku sangat berterima kasih kepada kakak yang baik itu.
Lalu ketika wawancara, aku disuruh perkenalkan diriku dalam bahasa Inggris.  Di dalam hatiku sedikit kaget, karena sebelumnya aku bertanya-tanya pada temanku, mereka  semua memperkenalkan dirinya dalam bahasa Indonesia.  Lalu aku memulai dengan salam dilanjutkan dengan “My name is Sarlinda”.  Sebelum aku melanjutkannya, ada kakak disebelah kananku memotong dan mengatakan, “ Apa, My name is???”.  Aku menjadi sedikit takut dan ragu, kkarena tatapan mata kakak  itu sngat tajam.  Lalu aku langsung menjawab dengan muka sok diyakin-yakinkan. “Iya kak, My name is.  Lalu My nick name is Linda.  My class 2EB01.  Lalu aku bertanya keada kakaknya, “apalagi kak?”.  Kakaknya menjawab “aktifitasnya/hobby”.  Lalu aku bilang, “watching, reading, teaching”.  Lalu aku mulai itanya-tanya.  Mereka bertanya 3 kelebihan dan kelemahanku.  Lalu aku menjawabnya.
Setelah aku mengatakan kelemahan-kelemahanku, kakak yang baik itu memberikan solusinya.  Dan ada kelemahanku yang mirip dengan kakak itu.  Dianttara berlima, aku terfokus melihat kakak itu, karena kakak-kakak yang lain mukanya tidak ”welcome” terhadapku.  Aku lebih terfokus melihat kakak yang baik itu, karena aku ingin membuat hatiku merasa tenang.  Walaupun lebih terfokus oleh kakak itu, tapi aku tetap memandang yang lain.  Aku sangat berterima kasih dengan kakak yang baik itu, karena biasanya ketika kita mengatakan kelamahan kita, pewawancara malah mengintimidasi atau memojokkan kita.  Selain itu ditanyakan aktifitas kita dan tentang berita umum yang ada di Indonesia yang aku ketahui.
Setelah itu aku keluar dan langsung bertanya pada temanku tentang My name is, apakah dalam pernyataanku tadi ada yang salah.  Kata temanku benar.  Mungkin kakak itu ingin mengetes mentalku.  Sekitar jam 4 sore, pengumuman lolos atau   idaknya ke tahap selanjutya diteempel di mading.  Alhamdulillah aku, semua temen sekelasku dan Rani (Teman satu organisasi), lolos ke tahap selanjutnya.  Besok harus mengikuti tes tertulis, harus datang sekitar jam setengah 8.