BELENGGU”.  Itulah satu kata yang membuat kebanyakan orang beralasan dalam berbagai hal, termasuk sekolah formal.  Pada kenyataannya sekolah formal tidak mampu mendukung potensi seseorang menjadi wirausaha yang tangguh.  Kenapa sekolah formal tidak baik untuk calon wirausaha?  Alasannya, karena setiap hari kita melahap informasi.  Informasi adalah berita.  Berita adalah suatu hal yang sudah terjadi, telah lalu.  Yang telah lalu bisa kita ibaratkan sebagai informasi yang basi.  Lalu apa jadinya bila otak kita di isi oleh informasi yang basi?  Pasti otaknya tidak bisa di ajak berpikir jernih.
Kembali lagi pada persoalan belenggu, sebenernya ada 3 belenggu yang mencengkram banyak orang, khususnya orang “pintar”.
1)      Rasa takut
Rasa takut sangat membelenggu sampai-sampai orang tidak mampu berbuat apapun.  Mau menjadi pengusaha, takut gagal.  Jika mau bergerak, belenggu rasa takut harus dihilangkan!
2)      Banyak Mengharap
Banyak mengharap membuat kita tidak berdaya.  Mau berhasil dan sukses? Bebaskan dari harapan-harapan yang sulit dijangkau.
3)      Belenggu Pikiran Sendiri
Sebagian orang tidak menyadari ketika dia terbelenggu oleh pikirannya sendiri bahkan dari pikiran orang lain, tetapi setelah itu mengendap dalam pikirannya sendiri.  Salah satu belenggu itu misalnya tujuan.  Dalam ilmu manajemen modern, orang/organisasi wajib punya tujuan.  Tetapi kebanyakan orang dibelenggu oleh tujuan tersebut.  Tujuan tersebut member tekanan dalam beraktivitas.  Biasanya, makin sempurna ilmu manajemen sseorang, kian sulit untuk memulai untuk menjadi wirausaha.

Sandaran untuk menjadi ”The Real Entrepreneur”
a.       Mau menjadi pengusaha
b.      Punya tekad sangat kokoh/komitmen kuat
c.       Berani mengambil peluang
d.      Tahan banting dan tidak cengeng
e.       Bersyukur kepada Yang Maha Kuasa 


Tulisan ini akan memuat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam berbisnis.  Entah sebelum, sesudah berbisnis maupun kesalahan yang terabaikan dalam berbisnis.

A.    KESALAHAN SEBELUM MEMULAI BISNIS

1. Terlalu Banyak Ide
    Orang “pintar” biasanya banyak ide, mungkin karena terlalu banyak ide, sehingga satu pun tidak ada yang menjadi kenyataan.  Sebaliknya orang “bodoh” mungkin hanya mempunyai satu ide, dean satu ide itulah yang menjadi pilihan usahanya.
   Kebanyakan orang “pintar” hanya membuat ide tapi tidak pernah membuat ide tersebut menjadi kenyataan.  Tetapi dari sanalah kita dapat memaksimalkan ide kita yang segudang menjadi bisnis.  Disinilah hebatnya wirausahawan yang dapat melihat peluang dari kemampuannya sendiri.  Contohnya di Amerika Serikat sudah muncul sekelompok orang kreatif yang menawarkan ide-ide yang brilian.  Mereka menyebut dirinya  Fahrenheit, yang menyediakan sejuta ide bisnis bagi Anda yang kesulitan untuk menemukan usaha yang cocok.
   Ide memang penting, tapi jangan terlalu banyak.  Lebih baik hanya mempunyai satu ide, tetapi focus untuk menjalankannya.  Langkah adlah konsep GIGIH.
G agasan/ ide
I nput/ masukan
G erakan/ action
I badah
H ati

2.   Miskin Keberanian Untuk Memulai
     Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibandingkan orang “pintar”.  Kenapa? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang/ banyak pertimbangan.  Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang ”pintar” terlalu banyak pertimbangan.
     Modal utama dalam berbisnis bukan dalam bentuk uang/ materi, melainkan sikap mental.  Banyak orang sukses dengan bermodalkan keberanian.  Kebanyakan orang takt gagal.  Bagaimana seseorang itu tahu gagal, padahal ia saja tidak pernah memulainya.  Bukankah dari kegagalan, kita dapat pelajaran berharga untuk menuju suatu keberhasilan.  Istilah kata, dari kegagalan, kita mendapatkan “guru” terbaik agar tidak jatuh ke lubang yang sama.  “Guru” yang dimaksud dalam bahasan ini adalah PENGALAMAN.  Kelemahan sebagian orang indonesia adalah miskin keberanian.

3.   Terlalu Pandai Menganalisis
   Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis.  Setiap satu ide bisnis dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi, sampai titik impasnya (break event point).  Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai berbisnis.
   Hitungan di atas kertas belum tentu sama dengan kenyataan.  Contoh angkot yang bermasa produktif 5 tahunmasih mampu beroperasi selama 10 tahun, bahkan lebih.  Jika Anda menemukan bisnis, analisis secukupnya, beberapa hal yang memang wajib dianalisis.  Misalnya jika mau membuka restoran, analisislah lokasi tersebut.  Bukan menganalisis untung ruginya.  Sesungguhnya kunci berbisnis terletak pada langkah pertama, yaitu memulai bisnis, maka langkah kedua ketiga dan selajutnya sudah tidak butuh lagi analisis.

4.              4. Ingin Cepat Sukses (Instant)
   Orang “pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya, termasuk mendapatkan hasil dengan sangat cepat.  Sebaliknya, oarng “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.
   Para generasi muda lebih suka mencapai suatu kesuksesan melalui jalan pintas yang jauh lebih cepat.  Mereka mengabaikan proses.  Padahal proses adalah yang membuat seseorang lebih matang.  Mereka melupakan arti hakiki dari hidup, yang bukan sekedar meraih sukses tetapi bagaimana selama mungkin mempertahankannya.  Hanya mereka yang sudah tertimpa proseslah yang lebih tahan banting dalam mempertahankan kesuksesan. 
   Sebenarnya pemikiran instant semacam itu sangat menyesatkan apalagi dalam dunia bisnis.  Dari sifat instant tersebut, seseorang dapat menggunakan segala cara untuk meraih kesuksesan.  Tidak jarang sebagian orang melakukan hal-hal negatif untuk mendapatkan kesuksesan tersebut.  Biasanya mereka yang sukses secara instant juga terjun bebas secara instant.  Cepat naik dan gampang untuk turun pula.  Dia menjadi tidak tahan banting.

5.   Tidak Berani Mimpi Besar
   Orang “pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika dapat dicapai.  Orang “bodoh” tidak peduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkindicapai menurut orang lain.
   Kita harus berani bermimpi agar mempunyai patokan jelas menjadi sukses. Jangan tanggung kalau bermimpi, tapi juga jangan kelewatan.  Untuk bermimpi tidak prlu modal besar, tidak perlu tekad bulat.  Cukup hanya bermimpi.
Tips-tips sagar mimpi menjadi kenyataan:
a)Pastikan mimpi Anda dapat dicapai
b)      Buat rancangan menggapai mimpi
c)Sampaikan impian Anda kepada orang lain
d)     Bergaulah dengan mereka yang sesuai impian Anda

6.   Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi
   Orang “pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu,  Orang “bodoh” berpikir, dia pun pasti bisa berbisnis.
   Banyak orang beranggapan, untuk menjadi pengusaha butuh standar pendidikan tertentu.  Untuk menjadi pengusaha bahkan tidak dibutuhkan selembar ijazah apapun.  Modal pengusaha hanya semangat, tekad, keberanian, benyak akal, dan just do it.
   Paradigma selama ini mengatakan bahwa pengusaha haruslah yang terdidik agar mampu menjalankan bisnisnya dengan cerdas.  Apakah benar demikian? Sekarang coba sebutkan pengusaha yang bergelar professor! Adakah? Di Indonesia hanya segelintir S3/Doktor yang punya predikat pengusaha, salah satunya bernama Dr.Ir.Wahyu Saidi,MSc, pengusaha bakmi.  Lainnya kebanyakan doctor kehormatan (honoris causa).\
   Para pengusaha sukses, kuliah di UK (Universitas Kehidupan) yang ternyata lebih manjur ketimbang Universitas sungguhan dalam mencetak entrepreneur.  Dari UK inilah, para pengusaha sukses mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang sangat berharga yang mungkin levelnya lebih tinggi dari pendidikan formal.
   Anekdot tentang orang pintar vs. orang bodoh
J Orang bodoh sulit mendapatkan pekerjaan, sehingga dia terpaksa buka usaha sendiri. Dalam perjalanan bisnisnya agar semakin sukses, dia harus merekrut orang pintar.  Alhasil, orang bodoh tadi menjadi bosnya orang pintar.
J Orang “pintar” belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan secepat mungkin melamar pekerjaan.  Orang “bodoh” bekerja keras secepatnya mendapatkan uang, agar bisa membayar pelamar kerja. 
  
7.      Berpikir Negatif Sebelum Memulai
   Orang “pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak.  Sementara itu, orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif, karena harus segera berbisnis.
   “Kalau tidak laku bagaimana?”
   “Kalau tempatnya sepi bagaimana?”
Belum dilaksanakan, sejuta pikiran negatif sudah berseliweran di pikiran si calon pengusaha.  Pikiran negatif sebelum memulai memang wajar muncul dari setiap manusia.  Akan tetapi, jangan sampai pikiran negatif itu menguasai hidup Anda.  Kembangkan pikiran positif, bukan negatif.  Ingat pikiran positif akan menghasilkan perkataan dan perbuatan yang positif pula.
   Dampak pikiran negative
a)Menghambat gerak maju
b)      Sulit memulai hal baru
c)Sukar menghadapi perubahan


B.     KESALAHAN SETELAH BERBISNIS
     
1.      Maunya Dikerjakan Sendiri
   Orang “pintar” berpikir, “Aku pasti bisa mengrjakan semuanya”.  Sebaliknya, orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain”.
   Inilah yang dinamakan One Man Show
Beberapa langkah menghindari One Man Show :
a)Kurangi sifat egois
b)      Mulailah percaya kepada orang lain
c)Anda tidak akan hidup selamanya
d)     Ingat impian Anda
Dalam hal ini kolaborasi adalah cara paling jitu.  Dengan berkolaborasi, Anda dapat bekerja sama dengan saling menguntungkan, yang satu saling melengkapi yang lain.

2.      Miskin Pengetahuan Penjualan dan Pemasaran
   Orang “pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tetapi seringkali melupakan penjualan.  Orang “bodoh” berpikir simple, “Yang penting produknya terjual”.
   Pemasaran dan penjualan sama pentingnya dengan produk yang kita produksi.  Sudah saatnya para pebisnis termasuk yang pemula, mengetahui ilmu pemasaran dan penjualan dasar, lanjutan, dan mahir.  Jangan sampai menyepelekan masalah ini.  Salah satu kelemahan pebisnis di Indonesia lupa akan Pemasaran dan penjualan.  Setelah produk dihasilkan, lalu menumpuk di gudang karena tidak dapat dipasarkan.
   Beberapa hal penting dari Sales dan Marketing :
SBuat perancanaan matang
SKenali calon klien
SKetahui keinginan/kebutuhan klien/konsumen

3.      Tidak Fokus
   Orang “pintar” sering menganggap remeh kata focus.  Buat dia banyak melakukan banyak hal lebih mengasyikkan.  Orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali focus pada bisnisnya.
   Ketidakfokusan dapat mempengaruhi kesuksesan dalam berbisnis.  Ketika kita membuka usaha yang sudah berhasil, lalu terlena untuk mencoba usaha lain.  Akhirnya usaha sebelumnya tidak diperhatikan secara maksimal.  Hal tersebut dapat membuat perusahaan sebelumnya bangkrkut.
   Fokus berkaitan erat dengan ide.  Biasanya orang yang terlalu banyak die, menjadi tidak focus kepada satu tujuan.

4.   Tidak Peduli Konsumen
   Orang “pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya.  Dia merasa semua sudah oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen.  Bagaimana orang “bodoh”? Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.
  Konsumen adlah raja.  Apa yang kita tawarkan kepada konsumen, haruslah sesuai selera konsumen.  Jangan egois dengan keinginan dan obsesi kita sendiri.  Sebaiknya, sebelum membuka usaha apa pun , pelajari dulu siapa konsumen yang bakal dibidik.  Kita juga harus menempatkan konsumen sebagai salah satu posisi tertinggi di sebuah perusahaan.  Kepuasaan pelanggan adalah kunci utamanya.

5.   Abaikan Kualitas
   Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru.  Bagaimana dengan orang “pintar”? Mereka sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
         Sayang, karena masih kurangnya banyak bekal menjadi wirausaha, kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan tren.  Ketika musim agribisnis, sebagian besar ikut bisnis berbasis pertanian.  Giliran TI yang melonjak, semua ingin terjun ke bisnis bebasis teknologi informasi.  Alhasil, sebagian besar hanya berumur tidak lebih dari jagung muda….rontok di awal jalan.  Mereka yang hanya ikut-ikutan, pasti akan mengabaikan banyak hal, terutama kualitas produk, baik produk fisik maupun jasa.

6.      Tidak Tuntas
   Orang “pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya kemampuan dan peluang.  Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
   Satu penyakit yang mendera pengusaha pemula, yaitu sering tidak menuntaskan bidang usaha yang digelutinya.  Penyebabnya banyak, seperti terlalu cepat keinginan untuk berhasil sehingga tidak sabar ketika menghadapi hambatan.
   Biasanya penyebab tidak tuntas suatu bisnis dikarenakan :
a)Tidak yakin dengan bisnis yang dijalaninya
b)      Ingin segera mendapatkan hasil
c)Beralih ke lain hati

7.      Tidak Tahu Prioritas
   Orang “pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu dalam sekaligus, sehingga prioritas terabaikan.  Orang “bodoh”? Hal yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan prioritas.
   Seorang pengusaha pemula biasanya akan terlihat lebih sibuk daripada biasanya.  Sebagai pemula, biasanya pula, dia mau mengetahui semua bahkan kadang-kadang melakukan semua hal.  Mirip dengan kesalahan nomot satu(Kesalahan Setelah Berbisnis), yang semuanya dikerjakan sendiri sehingga dia tidak tahu pekerjaan mana yang harus didahulukan. 
   Tidak pintarnya menentukan prioritas bukan hanya milik mereka yang mengerjakan semua hal sendirian.  Banyak juga pengusaha pemula yang justru mengabaikan prioritas.  Dia tidak peduli dengan prioritas, karena yang penting adalah semua berjalan.

8.   Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas
      Banyak orang “bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit cerdas, sukses berbisnis.  Kebanyakan orang “pintar” malas untuk bekerja keras dan sok cerdas.
      Masih banyak pengusaha pemula yang menganggap enteng kerja keras dan kerja cerdas.  Mereka beranggapan setelah menerapkan kerja yang cerdas, maka tidak butuh lagi kerja keras.  Biarlah orang lain (anak buah) yang bekerja keras, sedangkan dia sebagai bos/pemilik usaha cukup kerja cerdas saja.  Kenyataannnya, kerja cerdas saja tanpa kerja keras, mungkin semua hanya teori tanpa menjadi kenyataan.  Sedangkan kerja keras tanpa kecerdikan, mungkin hasilnya baru dicapai dalam waktu yang lebih lama.

9.   Mencampradukkan Keuangan
   Seorang “pintar” seklipun tetap berprilaku bodoh dengan mencampuradukkan keuangan pribadi dan perusahaan.
   Seorang pengusaha mengeluh, sudah hamper 10 tahun berbisnis tetapi tidak mencapai kemajuan yang diinginkan.  Usahanya sih lancer dan mengalami keuntungan.  Tetapi kenapa tidak berbekas dan selalu habis?
   Ternyata penyebabnya karena mencampuradukkan keuangan bisnis dengan keuangan keluarga.  Selama ini, uang kantor ya uang keluarga.  Sehingga selluruh kebutuhan rumah tanggganya terpenuhi antara lain dengan menggunakan uang kantor.
   Beberapa tips dari pendapat perencanaan keuangan  Safir Senduk antara lain :
a)Pisahkan secara jelas rekening perusahaan dan rekening pribadi
b)      Pisahkan secara nyata kebutuhan perusahaan dan keperluan pribadi
c)Sisihkan uang perusahaan untuk menggaji Anda.  Meski sebagai pemilik, Anda layak mendapat gaji agar tidak menggangu keuangan perusahaan
d)     Jangan pernah menganggap uang perusahaan sebagai uang pribadi Anda

10.     Mudah Menyerah
     Orang “pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan.  Orang “bodoh” sering kali tidak punya pilihankecuali mengalahkan habatan tersebut.
   Pengusaha besar zaman dahulu sering kali berujar, bahwa orang zaman sekarang daya juangnya rendah.  Mudah menyerah dan putus asa.  Padahal daya juang yang tinggilah salah satu modal utama seorang pengusaha tangguh.
   Daya juang ini bisa dikatakan sebagai attitudeAttitude adalah syarat utama untuk menuju kesuksesan.  Banyak perusahaan menerima karyawan baru dengan patokan utama ….attitude.  Apaila orang tersebut mempunyai jiwa pantang menyerah, suka tantangan, mau belajar dan menerima kritik, maka dia akan lebih berharga dibandingkan mereka yang hanya mengandalkan nilai akademis luar biasa/di atas rata-rata.


C.  KESALAHAN YANG TERABAIKAN

1.      Melupakan Tuhan
     Tuhan dalam bahasan disini mencakup : Mengingat Dia sebagai ibadah vertical; Menolong sesame sebagai ibadah horizontal.  Ingat Tuhan maka ingat pada semua Ciptaan-Nya.  Dua hal inilah seharusnya yang selalu dipegang teguh seorang pengusaha, dalam sukses maupun gagal.  Sayang, banyak yang menganggap sepele.  Banyak contoh pengusaha yang terlena dan asyik dengan hidup (suksesnya) sendiri, lalu ambruk begitu saja.  Dia lupa bahwa hidup harus berbagi, harus ingat Tuhan yang mencipta.
     Kita harus selalu berdoa untuk mendekatkan diri kepada-Nya.  Apa yang kita dapatkan adalah kuasa Tuhan.  Dengan berdoa kita dapat menguatkan diri dari segala macam hambatan yang menerpa kita.  Dan juga menjadi penopang mental dan pikiran kita.
  Beberapa langkah yang dapat dijalankan agar selalu ingat Tuhan
a)      Sadari bahwa semua hal hanyalah titipan
b)      Lihatlah sekeliling, kurangi ego
c)      Banyklah memberi

2.        Melupakan keluarga
     Sebelum menjalankan binis, sebagian besar orang mendapatkan motivasi dari keluarga.  Dorongan, dukungan, sokongan dari keluarga biasanya menjadi vitamin yang sangat manjur.  Membuat seseorang sangat serius dalam menekuni bisnisnya.  Nah, ketika bisnis semakin menguras waktu dan tenaga, biasanya keluarga merasa terabaikan.
     Agar Anda selalu ingat bahwa keluarga adalah sumber motivasi utama, lakukan beberapa langkah berikut ini :
a)   Libatkan keluarga
b)   Jadikan keluarga sebagai konsultan utama
c)   Jadikan keluarga sebagai pihak pertama

3.      Berprilaku Buruk
     Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri.  Dia tidak butuh orang lain, karena sudah mampu berdiri di atas kakinya sendiri.  Oleh karena sudah merasa mandiri, dia dapat berbuat seenaknya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain.  Perasaan seperti inilah yang sangat berbahaya.
     Sebagian pengusaha sukses dengan sengaja merusak dirinya sendiri dengan memakai narkoba, suka dunia malam dan menegak minuman keras dalam jumlah yang berlebihan.  Ada juga pengusaha yang menghancurkannya dengan rokok, bukan sembarang rokok tapi cerutu-cerutu high class yang diimpor langsung dari Havana Kuba.
     Perilaku buruknya juga dapat merusak orang lain.  Ketika dia mengalami kesulitan super besar, dia menjadi pengusaha yang rakus, pelit, serta tidak peduli dengan urusan orang lain.  Baginya keuntungannomor satu, sedangkan konsumen menjadi tingkatan paling bawah.  Para pengusaha juga mengabaikan alam.  Banyak kekayaan alam yang dirusak karena kepentingan pribadinya sendiri.  Banyak limbah-limbah yang sudah mencemari lingkungan dan berbagai usaha lainnya yang merusak alam.

SUMBER
Londen, I Nyoman dan Dodi Mawardi. 2007. Orang "Bodoh" Lebih Cepat Sukses!. Jakarta : PT Elex Media Komputindo