Sabtu, 27 November 2010

Franchising Dalam Dunia Usaha



Nama       : Sarlinda
NPM       : 26210390
Kelas        : 1EB12

Sejarah Franchising

Istilah dari franchise (waralaba) sangat beraroma Perancis.  Namun sebenarnya yang mempopulerkan nama itu adalah Amerika Serikat.  Kata “farnchise” sendiri bermakna kebebasan.  Dalam bahasa Indonesia, franchise diterjemahkan waralaba atau “lebih untung”.  Wara berarti lebih sedengkan laba artinya untung.  Dalam waralaba diperlukan kode etik agar menciptakan bisnis yang dapat dipercaya.  Di saat itulah muncul IFA (International Franchise Association) pada tahun 1960 yaiti\u sebagai pedoman bagi anggota-anggotanya.  Walau begitu, kode etik waralaba harus didukung oleh perangkat hukum.  Pada tahun 1978, Federal Trade Commission (FTC) mengeluarkan peraturan agara setiap pewaralaba yang akan memberikan penawaran peluang waralabakepada public untuk memiliki UFOC (Uniform Franchise Offering Circular).  UFOC bertujuan untuk menyampaikan informasi yang cukup mengenai perusahaan (waralaba) dan untuk membantu calon terwaralaba dalam mengambil sebuah keputusan.

Franchising
            Pembeli hak lisensi (franchising) merupakan sutu persatuan lisensi menurut hukum antara satu perusahaan yang menyelenggarakan dan mendistribusikan untuk melaksanakan suatu kegiatan.  Franchisee (si pembeli hak lisensi) adalah perikatan antara pemberi hak lisensi dan penerima hak lisensi untuk menjalankan usaha dengan memanfaatka ciri khas atau hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pemberi hak lisensi dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan.  Franchisor adalah badan usaha/perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan/menggunakan HAKI yang dimiliki franchisor.  Franchisor (si pemberi hak lisensi) merupakan pemberi yang wajib memberikan bantuan teknis, manajemen , pemasaran, pengetahuan merek secara terus menerus, mengatur aktivitas franchisee dalam hubungan pencapaian standarisasi.  Dilain pihak, sebagai imbal baliknya, franchise harus membayar biaya kepada franchisor.

Elemen penting dalam bisnis franchising :
1.      Ada suatu perjanjian kontrak antara franchisee (perseorangan) dengan franchisor (perusahaan).
2.      Ada suatu barang/jasa bermerek.
3.      Operasi usaha dilakukan oleh pengusaha untuk tujuan mendapatkan profit.
4.      Pengawasan dilakukan oleh franchisor agar prosedur standard an standarisasi produk barang dan jasa digunakan.

Karakteristik dari franchising sifatnya berdiri sendiri (independen).  Independen disini berarti franchisor berhak atas laba dari usaha yang dijalankan dan juga bertanggung jawab atas beban-beban usaha seperti pajak dan gaji pegawai.  Selain itu franchisor terlibat oleh perjanjian dengan franchisee.

Tipe- tipe franchising
            Dalam praktek pelaksanaan, tipe franchising dibagi menjadi 3, yaitu :
1)      Trade name franchising
Dalam hal ini, franchisee memperoleh hak untuk memproduksi.
2)      Product distribution franchising
Dalam hal ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di wilayah tertentu.
3)      Pure franchising/business format
Dalam hal ini, franchisee memperoleh hak seluruhnya mulai dari penjualan, metode operasi, pengendalian kualitas, dll.

Dalam bisnis franchising, lebih banyak keuntungan yang di dapat daripada kerugiannya.
Keuntungan
1.      Risiko gagal rendah
                  Para franchisor bukan pebisnis yang menawakan proyeksi muluk-muluk tentang bisnis yang sukses.  Mereka menawarkan fakta bisnis yang sudah teruji.  Tak mengherankan jika franchisor selalu tampil optimis.  Sebuah penilitian di Negara Amerika Serikat menunjukkan tingkat keberhasilan franchisee sangat tinggi yaitu sebesar 95% sedangkan pada bisnis biasa hanya berkisar 10%-30%.  Bagi franchisor keberhasilannya lebih tinggi lagi yaitu hampir 99%.

2.      Tak Harus Berpendidikan Bisnis
      Fakta menunjukkan bahwa tingginya pendidikan seseorang di bidang bisnis justru menjauhkannya dari praktik bisnis yang sesungguhnya.  Mengapa ? Jawabannya, tingginua seseorang dalam bidang bisnis justru menjadikannya semakin lamban bertindak dan takut menghadapi risiko. 

3.      Karyawan Merangkup Pengusaha
      Di dalam buku Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya, penulis menyarankan agar para karyawan memanfaatkan uangnya untuk memiliki harta produktif.  Harta produktif tersebut bisa sebagai usaha franchising.  Franchising bisa disebut juga sebagai investasinya nanti di hari tua ketrika karyawan telah pension dari pekerjaannya.
           
Contoh kisah sukses karyawan dalam bisnis  franchising
H, Ahmad Hadi
(Pegawai Negeri Sipil Kantor Walikotamadya Jakarta Utara)
Franchise, 10 februari -09 maret 2006


           











“Saya membeli franchise (waralaba) Alfamart pada maret 2005 yang saya buka di Tipar Cakung, Kp. Sukapura.  Ini tipe 45.  Sekarang saya sudah punya 3 outlet.  Keuntungan yang saya peroleh Rp10 juta hingga Rp12 juta per bulan.  Sya mempunyai cita-cita memiliki 10 toko Alfamart.  Target itu saya akan kejar 2 tahun dari sekarang.  Kebetulan bisnis saya yang lain adlah jual beli tanah, selain saya juga pegawai Wlikotamadya Jakarta Utara.
4.      Utang Dibayar Orang
Robert T. Kiyosaki membagi utang menjadi dua yaitu utang yang baik dan buruk.  Utang yang baik adalah utang yang bukan dibayar oleh pengutang melainkan orang lain.  Sedangkan utang buruk adalah utang yang dibayar oleh pengutang dengan banting tulang untuk melunasinya.  Tapi hal ini tidak akan terjadi apabila pengutang berbisnis franchising.  Dengan berbisnis freanchising yang prospektif dan memiliki proyeksi keuntungan yang tinggi, utang Anda akan dibayar oleh franchisor dari keuntungan setelah dipotong royalty tentunya.

5.      Dijamin Oleh Nama Besar/Merek
Merek yang kuat selalu menggoda para konsumen untuk mencarinya.  Merek yang kuat sangat penting sebagai symbol seluruh informasi yang berkaitan dengan produk/jasa.  Mewarisi merek yang kuat, membuat para franchisee selangkah lebih maju untuk menarik konsumen.  Dengan menjadi franchisee, kita dikatakan menerima barang yang telah jadi dikarenakan oleh merek yang kuat.

6.      Mewarisi Sistem yang Solid
“ Kami jatuh cinta dengan franchising, sebab mereka memiliki system yang solid dengan arus royalty yang bisa diprediksi”, ujar Loren Schlacet, petinggi Riverside Group= perusahaan ekuitas swasta New York dengan aset US$ 1 miliar.  Biasanya usaha franchising juga tidak segan-segan meminta tanggapan konsumen sebagai masukan apakah sistemnya sudah optimal atau belum.  Dalam franchising, manajemen keuangan, Standar Operational Prosuderas (SOP), strategi pasar, Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih, dan perlindungan hukumlah yang menjadi suatu bisnis itu dikatakan solid. 
7.      Memudahkan Akses Pendanaan Pengembangan Usaha
Para bank ada yang secra khusus menyediakan kredit kepada franchisor maupun franchisee.  Bahkan pada Bank HS 1906 juga siap memberikan jasa konsultasi untuk para franchisor dan franchisee untuk memilih franchising yang tepat.  Terlebih lagi Bank HS juga siap menjadi mediator jika ada permasalahan yang ditimbulkan dikemudian hari.  Mengapa Bank HS 1906 melirik franchising?  Jawabannya karena usaha franchising memiliki potensi pasar yang besar dan telah teruji.

8.      Sesuai Ajaran Agama
      Bisnis di Indonesia, tidak lepas dari pendekatan agama.  Pada dasarnya bisnis franchising sangat mengedepankan bisnis yang mulia.  Para franchisor dan franchisee saling tolong-menolong dalam mensukseskan bisnis masing-masing dan dari situ bisa mensejahterakan banyak orang.  Mulai dari keluarga pebisnis, para karyawan, bahkan pemerintah pun ikut merasakannya.  Franchising juga menekan tingginya angka pengangguran.

9.      Para Franchisor Banyak Memberikan Bantuan
            Bantuan- bantuan dari franchisor  yaitu :
a)      Pelatihan manajemen dan staff serta rekrutmen karyawan
b)      Pemilihan dan pengkajian lokasi
c)      Rancangan fasilitas dan pembenguanan
d)      Spesifikasi peralatan dan produk
e)      Dukungan promosi da n iklan
f)        Bantuan pada pembukaan franchise
g)      Bantuan dalam pendanaan
h)      Pengawasan yang berlanjut

Kerugian

1.      Pengendalian eksternal
2.      Program latihan franchisor terkadang jauh dari harapan
3.      Risiko bisnis ditanggung franchisee
4.      Franchisee menjadi modal utama ekspansi modal
5.      Tumbuh dengan cepat tanpa rencana



Contoh Franchising
1)      Lokal
a.       Fast Food
Contohnya ayam goreng Ny. Tanzil, California Fried Chicken (CFC), Beef Bowl, Isabento
b.      Restaurant/café/bar
Contohnya ayam goring Mbok Berek, ayam goring Ny. Suharti, Es teller 77, Delly Joy, King Fried Chicken&Steak, Laura Arfura, Mie Tek-Tek
c.       Pizza/es krim/donuts/cake
Contohnya Papa Ron’s Pizza, Holland Bakery, Croissant de France, Nila Chandra Cakes
2)      Asing
a.       Fast Food
Contohnya KFC, Texas, MC. Donals, A&W, Wendyis, HOKA Hoka Bento, O la la
b.      Restaurant/café/bar
Contohnya Red Lobster, Panderosa, Sizzler, Hard Rock
c.    Pizza/es krim/yogurt/donuts
Contohnya Pizza Hut, Baskin Robins, Dunkin Donuts, Yogen Fruzz
d.      Soft drink
Contohnya Coca-Cola, Pepsi Cola, Gatorade, Green Spot
Jenis-jenis Usaha yang potensial untuk di franchising :
1.      Produk dan jasa otomotif
2.      Bantuan dan jasa bisnis
3.      Produk dan jasa konstruksi, perawatan dan poerbaikan rumah
4.      Jasa pendidikan
5.      Rekreasi dan hiburan
6.      Fast food dan take away
7.      Stan makanan/food stalls
8.      Perawatan kesehatan, medis, dan kecantikan
9.      Jasa pembersihan
10.  Eceran/retailing









                   Bisnis Franchising Sukses Nasional
                        Bangsa Indonesia adalah bangsa yang konsumtif.  Perilaku masyarakat kita memang unik, di saat stress kebanyakan mereka melampiaskan tekanan itu kepada makanan.  Buktinya ketika krisis moneter melanda bangsa Indonesia tetapai warung makan, restaurant, food court, dan sejenisnya tidak pernah sepi dari pengunjung.  Papa Ron’s adalah salah satu Franchising dalam bidang makanan yang sambutannya tergolong ramai.  Baru bsetahun diwaralabakan,  sejak tahun 2000, Papa Ron’s Lnagsung memiliki 43 outlet di seluruh Indonesia.  Franchising Papa Ron’s terjadi tanpa disengaja.  Berawal dari keinginan Duta Besar Qatar untuk membuka Papa Ron’s Pizza di Dohai usai mencicipi sajian Papa Ron’s di Bandung.  Dubes Qatar meminta agar Papa Ron’s membuka 2 outlet di negaranya.  Kelebihan Papa Ron’s Pizza adalah karena selera rasanya sangat local jadi bisa dikatakan lebih memahami lidah masyarakat Indonesia.  Selain berselera local, daya tarik Papa Ron’s juga terlihat dari komitmennya untuk menyediakan produk makanan yang halal.  Satu hal yang menjadi keunggulan utama Papa Ron’s Pizza yiau memiliki bisiness system yang mapan.  Padahal bagian ini selalu menjadi titik lemah waralaba nasional.
 Ragam Pizza
Semua pizza memakai adonan roti pizza (dough) yang tebal lebih kurang 3-4 cm. Sedang topping yang dipakai oleh Papa Ron’s Pizza bervariasi, ada Extravaganza yang di produk lain biasanya disebut supreme pizza karena terlihat beragam topping ada di sana, mulai dari peperoni, olive, paprika merah, bawang bombay, saus tomat dan keju mozzarella.
Sedang pizza andalan dan banyak dipesan oleh para pelanggan dengan cita rasa tradisional antara lain Chiken Satay. Topping yang dipakai di pizza ini sederhana sekali, yakni sedikit lamuran saus tomat pada pizza base kemudian dicampur dengan potongan-potongan daging ayam yang sudah dimasak dengan bumbu satay. Yang digunakan adalah bumbu ala Malaysia atau Singapura yang berwarna kuning, kemudian ditaburi keju mozzarella sebelum dipanggang. Ada lagi Spicy Tuna Pizza dan Kari Ayam Pizza yang disajikan oleh resto ini juga hingga kini menurut kabar belum ada yang bisa menyaingi karena cita rasanya enak dengan adonan pizza tebal. Kalau dilihat hampir semua produk yang ada dari Papa Ron’s Pizza ini semua memakai adonan
pizza tebal. Memang yang namanya pizza dengan adonan tebal, katakanlah supreme pizza, kalau sudah matang kelihatannya ‘aduhai’ apalagi kalau proses panggangnya sempurna dalam pengertian bagian atasnya terlihat kekuning-kuningan dan tampak garing. Ini akan menimbulkan selera makan pelanggan.

Profil Pendiri

  Sejak tahun 1990-an Ronal Muller atau yang lebih akrab disapa Rons Muller mulai galau degan banjirnya waralaba asli ke dalam negeri.  Muller adalah pria Amerika peranakan Sunda Belanda yang sudah lama menghabiskan waktunya di Indonesia daripada diu Amerika Serikat.  Pria ini sempat membesarkan waralaba asing Pizza Hut, setelah itu ia mencoba banting stir.  Pengalamannya bekerja di perusahaan Internasional juga sudah banyak seperti di Amigos Mexican Restaurant, Ponderosa Steak House, Putt-putt café, Boby Rubinos, Dairy Queen dan Sari Pan Pacifik menjadikan ia tidak memiliki kesulitan berarti menggeluti bisnis pizza.  Sejak tahun 1985 hingga 1995, Rons merintis binis pizza nasional pertama di Indonesia, hingga akhirnya menjadi perusahaan public da n diwaralabakan. 

      Visi
Menjadikan Papa Ron’s Pizza sebagai restoran Pizza pilihan bagi anak-anak muda dan keluarga serta menjadi salah satu dari perusahaan pizza terbesar di Asia.

     


Misi
Prinsip “Pembeli adalah Raja” merupakan komitmen kami.  Sebagai langkah nyata untuk mewujudkan prinsip itu, kami memberikan kualitas pelayanan yang baik dan mengutamakan jaminan kepuasan pelanggan.

      Kantor Pusat
PT. Eatertainment International Tbk Pondok Pinang Centre Blok C 46-48, Jl. Ciputat Raya- Jakarta Selatan.  Telepon (021) 7591 5031/32. Email: hidayat@paparonspizza.com (Hasan Hidayat, direktur)


SUMBER
Anoraga, Pandji. 2007. Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta Rineka Cipta
Calvary, Rizal M. , 2007. Rasakan Dahsyatnya Usaha Franchise ! . Jakarta : PT Elek Media Komputindo
Fuad, M, dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama


 
       

1 komentar:

  1. bingung mencari B.O terpecaya
    yuk bergabung saja di sini
    http://www.togelpelangi.com/

    BalasHapus